Monday, April 23, 2018

Bersahabat dengan Media Sosial

Dunia saat ini sudah berubah menjadi dunia digital dan ada dua sisi mata uang dalam menghadapi tehnologi ini.
Ada yang merasa bahwa kalau dunia digital ini mengurangi interaksi antar manusia dan ada pendapat lain yang mengatakan bahwa memerlukan digital itu untuk bisa berinteraksi..
Saya kebetulan bukan psikolog atau pengamat dunia digital atau apapun itu, tetapi saya lebih suka sharing experience.

Buat saya dunia digital memang membuka luas pengetahuan dan dunia yang tadinya tidak didapatkan apabila kita tidak mempunyai computer. Dan dengan adanya media social menurut saya membuat kita bisa berhubungan dengan banyak orang di kota lain maupun Negara lain. Dengan media social ini saya menemukan teman-teman SMA yang sudah lebih dari 25 thn tidak bertemu. Kemudian saya bisa menyalurkan passion saya di akun IG saya ndalem_melati untuk berbagi dengan orang yang mempunyai passion yang sama dengan saya dan bisa menemukan teman di luar teman kerja sehingga menambah jumlah silaturahmi yang terjadi. Begitu juga kegemaran saya menulis seperti ini akhirnya bisa tersalurkan dan bisa berbagi dengan orang banyak.

Jadi menurut saya media social bisa bermanfaat apabila di gunakan dengan tujuan yang benar dan dengan cara yang benar.

Karena interaksi saya justru lebih bertambah setelah saya aktif di media social.

Tetapi saya punya garis batas yang jelas... misal saya punya 2 hp yaitu hp kantor dan Pribadi, kenapa perlu 2 karena kalau di kantor saya konsentrasi membuka hp kantor dan kalo di rumah lebih konsentrasi membuka hp Pribadi terkadang di kala weekend hp kantor suka tidak menyala. Sehingga saya bisa berkonsentrasi pada kehidupan personal dan professional.
Begitu juga saya melarang anak saya melihat hp pada saat di meja makan, karena meja makan adalah tempat makan dan berinteraksi. Saya juga selalu beraktifitas di kala weekend bersama dengan suami dan anak-anak. Contoh jalan kaki pagi bersama suami dan berkebun bersama suami dan anak, sehingga interaksi tetap terjaga.

Tetapi saya juga masih aktif menulis atau posting di akun fb dan ig, terutama akun IG passion saya dimana saya mencoba disiplin diri untuk posting dan menulis setiap pagi pada saat saya berangkat ke kantor. Or menulis di Blog dan Tumblr... ini lebih sebagai penyaluran pikiran saya saja dan berbagi bersama orang lain. Mungkin saja bisa menjadi inspirasi.

So buat saya media social itu bukan sesuatu yang menyebabkan manusia menjadi solitaire tetapi adalah tempat menyalurkan hobi, passion dan mencari teman asalkan digunakan pada porsi dan waktu yang tepat

Thursday, March 22, 2018

Menjaga tali silaturahmi

Kebetulan pada hari Rabu, 22 Maret kemarin saya baru bertemu dengan teman-teman SMA yang dulu pernah sekelas pada saat kami duduk di bangku SMA.

Dan kalo saya mengingat nasihat nabi bahwa kita harus menjaga tali silaturahmi ini memang sangat tepat. Kami semua berkomunikasi lewat media social tepatnya setelah wa group ada. Kami bisa saling mengingat dahulu ini orang yang mana yach dan keunikannya masing-masing. Tetapi kalo saya bisa lihat adalah orang-orang yang rajin bertemu biasanya adalah orang-orang yang memang mempunyai niat untuk bersilaturahmi. Karena hanya orang-orang itu yang rajin bertemu setiap ada sesi meet up. Ini kebetulan sesi ketiga saya bertemu dengan mereka karena sebelumnya saya tidak diketahui keberadaannya oleh teman-teman, karena saya kebetulan pindah tempat tinggal yang cukup jauh sehingga beberapa kali sesi reuni saya tidak dapat dihubungi.
Dan dalam ketiga sesi selalu orang yang sama sekitar 10 orang paling bertambah 1 sampai 2 orang. Memang kemacetan ibukota menjadi salah satu hal yang paling menjadi alasan utama banyak yang tidak bisa hadir dan mungkin itu juga yang kalo boleh dibilang sulitnya menjagaga tali silaturahmi di saat sekarang yach.

Buat saya yang setiap hari mengarungi 3 propinsi untuk mencapai tempat kerja terkadang memang jadi lebih praktis untuk bertemu di hari kerja karena pada hari Sabtu dan Minggu adalah hari "Me Time" dan hari Keluarga buat saya. Nah jadi kalo saya akan bersilaturahmi dengan orang di luar keluarga saya, saya selalu mengajukan untuk bertemu di hari kerja, sehingga tali silaturahmi bisa tetap terjalin. Kelihatannya sepele tetapi buat beberapa orang menjadi penting karena setiap orang mempunyai prioritasnya masing-masing.

Dan terus terang pertemuan kemarin benar-benar membuat saya re-charge karena selama beberapa jam kami semua tertawa dan bercerita pengalaman masing-masing. Alhamdulillah kita semua diberi nikmat sehat supaya bisa bersilaturahmi dan diharapkan bisa tetap sehat hingga pertemuan berikutnya. Aamiin


 

Tuesday, March 20, 2018

Conflict avoider

Conflict avoider....
Begitu mendengar kata ini pasti kita langsung berpikir orang yang sangat menghindari konflik terjadi. Sebenarnya deep in my heart, saya adalah orang seperti itu, tetapi itu tidak pernah terlihat dalam keseharian saya.. Bagaimana saya dapat mengatasi itu.

Saya adalah orang yang sangat menimbang semua resiko yang akan terjadi pada saat ada suatu masalah atau ada suatu keputusan yang harus saya ambil. Dengan begitu saya dapat memperhitungkan kemungkinan terburuk apa yang akan terjadi termasuk konflik yang mungkin terjadi. Terkadang seperti saya seolah cerewet dan mengkhawatirkan segala hal tetapi ini adalah cara saya untuk bisa mengatasi konflik yang bakal terjadi sehingga saya akan sudah siap secara mental apabila diperlukan. Istilahnya kalau perang nih.. saya udah siap dengan segala macam plan A sampai plan Z.

Dengan cara saya seperti ini maka sebagai seorang conflict avoider saya akan mulai melakukan step-step analisa :
- Membayangkan kemungkinan terburuk tetapi jangan overanalyze yang jadinya seperti seolah membuat saya paranoid atau tidak masuk akal.
- Apa yang bakal saya lakukan apabila kemungkinan terburuk itu terjadi
- Mengetahui siapa pihak yang akan dihadapi
- Mengukur tingkat kepercayaan dan emotional bank account kita terhadap orang tersebut
- Saya menyiapkan diri secara mental
- Menghadapi konflik yang terjadi dengan mengetahui bahwa dalam suatu konflik, spirit yang diharapkan adalah win-win dan bukan win-lose mentality
 - Menghindari berharap semua adalah ideal karena justru yang sering terjadi adalah "world is so unfair" jadi kita bisa mengontrol emosi

Kelihatannya sepele yach tetapi buat seorang "conlict avoider" terutama saya, step-step di atas sangat membantu saya dalam menghadapi dunia kerja apalagi dengan bidang kerja saya sebagai seorang HR Profesional yang dalam menghadapi segala jenis dan type karyawan tidak akan bisa dihindari.

Dan dalam pengalaman saya menghadapi Serikat Pekerja yang pastinya akan berseberangan dengan seorang HR Manager, saya mencoba "Building Trust" pada saat tidak ada masalah, karena ini juga sangat penting. Sehingga pada saat masalah muncul, kita sudah punya emotional bank account dengan mereka dan juga sudah terbangun kepercayaan dari kedua belah pihak dan bisa saling menghargai apapun argument atau silang pendapat yang terjadi.
Saya tidak pernah menganggap bahwa mereka adalah lawan karena pada dasarnya mereka adalah rekan bekerja kita yang kebetulan harus duduk dalam baris yang berbeda. Dan saya harus mengenal mereka supaya saya bisa melakukan pemetaan masalah, antisipasi serta mengatasi masalah dan itu akan berguna pada saat saya melakukan step-step analisa di atas. Tentunya kita juga tidak bisa berharap bahwa semua orang akan bisa kita hadapi sesuai keinginan kita karena setiap manusia berbeda tetapi minimal kita bisa menyiapkan mental walaupun terkadang ada masanya kita terpaksa harus kehilangan kesabaran... tapi minimal kejadian itu tidak akan terlalu sering.

Dan dalam beberapa pengalaman, kemungkinan terburuk tidak terjadi karena pada saat melakukan plan tersebut yang terjadi masalah sudah lebih cepat selesai.
 

Monday, March 19, 2018

Trip to Raja Ampat - sekedar sharing tips pengalaman

Pada bulan Pebruari ini ada acara kantor ke Raja Ampat. Pada saat diinformasikan rencana ini akhir tahun lalu ... yang dalam pikiran saya adalah .... Woowww.... Acara kantor hanya 3 hari tetapi saya melanjutkan berlibur dan meminta suami untuk menyusul.

Karena ini pertama kali saya melakukan trip ke pulau paling timur dari Indonesia, dan saya sempat mendengar bahwa medannya cukup berat, saya mencoba browsing, tapi sayangnya tidak banyak tips untuk persiapan ke Raja Ampat terutama untuk saya yang mempunyai masalah jantung dan lutut sehingga saya terdorong untuk menulis ini.

Pertama-tama saya ingin bercerita dahulu mengenai Raja Ampat.

Sumber informasi : Aneka Tempat Wisata
Raja Ampat adalah sebuah kabupaten dengan luas wilayah lebih dari 4,5 juta hektar, dan berlokasi di sebelah barat kepala burung Papua Barat. 85% wilayah kabupaten ini merupakan lautan, sisanya merupakan pulau-pulau yang berjumlah lebih dari 600 pulau. Dari 600 pulau tersebut, terdapat 4 pulau besar, yaitu Pulau Misool, Pulau Waigeo, Pulau Batanta,dan Pulau Salawati. Selain 4 pulau tersebut, hanya 35 pulau di Kepulauan Raja Ampat yang berpenghuni, sisanya tidak ditinggali manusia. Baru sekitar 400 pulau di Kepualauan Raja Ampat sudah dieksplorasi, sisanya masih belum dijamah manusia sama sekali.

Penduduk Kepulauan Raja Ampat sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Mereka tinggal di kampung kecil yang terpisah dengan kampung lain karena berbeda pulau. Masyarakat kepulauan ini adalah orang yang ramah dan baik hati. Mereka mau menerima tamu dari luar dengan hati yang gembira. Penduduk Kepulauan Raja Ampat sebagian memeluk agama Kristen, dan sebagian memeluk agama Islam, namun mereka tetap rukun walau berbeda keyakinan.

Nama Raja Ampat berasal dari cerita masyarakat setempat. Menurut cerita tersebut, ada seorang perempuan yang menemukan 7 buah telur. Telur-telur tersebut kemudian menetas, 4 diantaranya menetas menjadi pangeran, sementara 3 telur lainnya menetas menjadi seorang wanita, sebuah batu, dan hantu. 4 Pangeran tersebut kemudian menjadi raja di pulaunya masing-masing, yaitu Pulau Misool, Pulau Waigeo, Pulau Batanta,dan Pulau Salawati sehingga akhirnya disebut sebagai Raja Ampat.

Nah perjalanan ke Raja Ampat sudah dimulai sejak persiapan packing. Menurut saya yang sudah sering travelling packing saya untuk perjalanan ini yang paling heboh dan lama, padahal saya sudah membuat list lho.... ini list saya

[ ] Kamera go pro
[ ] Kamera mirrorles
[ ] Battery kamera
[ ] Charger hp & kamera
[ ] Kabel extension
[ ] Hair dryer
[ ] Sabun
[ ] Shampoo sachet
[ ] Conditioner
[ ] Sepatu olahraga
[ ] Sandal jepit
[ ] Sikat gigi, odol, sabun muka dan CD dalam satu dompet kecil untuk ganti pagi di pesawat
[ ] Mukena
[ ] Obat gosok untuk lutut
[ ] Kantong waterproof
[ ] Jaket
[ ] Tolak angin sachet
[ ] Biscuit
[ ] Baju renang 2 stel
[ ] Inner hijab (5)
[ ] Kaos olahraga
[ ] Baju putih atau warna cerah 5 stel
[ ] Celana 4 stel
[ ] Power bank
[ ] Knee Support
[ ] Sarung tangan
[ ] Topi
[ ] Kacamata hitam
[ ] Tempat minum
[ ] Handuk kecil

[ ] Alat snorkeling

Nah segini aja rasanya udah penuh itu koper apalagi karena saya total berada 5 hari disana dan tidak berniat untuk laundry. Terutama karena baju renang saya adalah baju renang muslimah sehingga cukup tebal dan panjang.

Dari browsing di google, saya mengetahui bahwa kegiatan di Raja Ampat akan bersifat fisik terutama akan menaiki anak tangga yang berjumlah ratusan, dimana saya mempunyai masalah jantung dan lutut plus usia sudah menjelang kepala 5 :) sehingga saya harus mempersiapkan diri dengan lebih baik supaya saya bisa mengikuti kegiatan. Kebetulan karena saya regular melakukan fitness dan jalan kaki, maka saya hanya meningkatkan intensitas nya saja, yaitu jalan kaki 1/2 jam perhari.. ini untuk melatih jantung dan lutut saya untuk melakukan aktivitas naik tangga itu. Jadi persiapan ke Raja Ampat itu bukan hanya packing tapi yang lebih penting adalah fisik dan mental.
Kemudian karena penerbangan menuju kesana semua adalah terbang tengah malam hingga pagi yang dilanjutkan dengan menaiki boat selama lebih dari 1 jam, maka fisik harus dalam kondisi prima. Yang saya lakukan adalah tidur cukup dari 3 hari sebelum keberangkatan dan minum madu. Sooo Alhamdulillah selama di sana saya tidak mengalami gangguan mual maupun muntah-muntah padahal saya penderita maag parah, plus saat itu sedang mendapat "tamu" yang biasa dialami seorang wanita... biasanya di periode ini kondisi kesehatan menurun ... tapi saya tidak mengalami hambatan apapun.. yeeayyy...
Oh iya kalo ke Raja Ampat persiapkan kamera untuk bisa mengambil foto karena di sana semua pemandangan Indah deh.... lebih bagus lagi kalo punya drone... untungnya travel organizer (Misooltrip) kami punya drone jadi lumayan laaah. Jangan lupa membawa battery cadangan untuk kamera dan power bank untuk hp.. karena kita perjalanan di laut terus dan tidak ada signal.. jadi lebih baik untuk menghemat battery, paket data di matikan saja.

Nah itu persiapan untuk perjalanan ke Raja Ampat... gimana dengan perjalananannya yach? Saya ceritakan supaya dapat gambaran yach...

Begitu mendarat di bandara Sorong kita dibawa ke suatu resto untuk sarapan dan berganti baju sambil menunggu peserta lain yang menaiki pesawat yang berbeda... maklum karena kami semua 1 divisi maka dilarang menaiki pesawat yang sama semua.
Setelah semua peserta berkumpul kami berangkat menggunakan boat dari Sorong ke Raja Ampat. Boat nya kapasitas 25 orang lengkap dengan jaket pelampung jadi masih ok tapi kalo orang yang tidak terbiasa naik boat apalagi malamnya kurang tidur lumayan sih... di boat saya ada beberapa orang yang mabok laut. Perjalanan menggunakan boat ke Raja Ampat selama 2 jam dan kebetulan laut nya juga tidak dalam keadaan tenang so lumayan deh kita ber-dancing di atas perahu.
Untuk memasuki wilayah Raja Ampat kita harus membayar dahulu di pos penjagaan dengan nilai yang lumayan sih sebesar Rp. 500 ribu.

Tujuan pertama kami adalah pantai Pasir Timbul... yang begitu sampai woowww.. pasirnya yang putih dan lautnya yang bening... bener-bener membuat takjub... namanya juga pasir timbul, jadi hanya sedikit pasir yang ada dan hanya bisa dlihat apabila air laut sedang surut... ngapain di pasir timbul.. yach hanya berfoto saja :).. Inilah pantai Pasir Timbul yang Indah itu.




Setelah itu perjalanan di lanjutkan ke pantai Friwen...

disana kami makan siang box yang disediakan oleh travel organizer. Di sana juga kami berinteraksi dengan anak-anak Papua yang berani bergelantungan dari atas pohon untuk meloncat ke laut.. dan pantai disini pasirnya juga putih plus laut yang sangat jernih... sama dengan di tempat sebelumnya. Sebenarnya pantainya asyik cuma buat orang yang tidak gemar anjing, agak terganggu karena di pantai ini banyak anjing sehingga agak mengganggu terutama pada saat kami sedang makan.

Dan setelah bersantai disitu kami langsung menuju ke cottage untuk beristirahat, makan malam dan acara malam dari panitia. Cottage kami terletak di kabupaten Waisai yang terletak di salah satu pulau besar yaitu Waigeo

Acara Day 2 dilanjutkan dengan berangkat pagi hari jam 7 pagi (yang berarti jam 5 pagi di Jakarta) dimulai dengan ke daerah namanya Batu Pensil, di daerah ini ada beberapa karang yang besar seperti pensil dan sudah dibangun deck sekeliling karang untuk berfoto.. kami hanya 1/2 jam disini untuk berfoto, bersender di batu-batu yang tinggi dengan latar belakang laut yang jernih dan Indah...





Perjalanan dilanjutkan ke salah satu icon nya Raja Ampat yaitu Piaynemo. Tempat ini sudah dibangun anak tangga yang jumlahnya ratusan (kalau tidak salah info nya 320 anak tangga). Yeeayy karena saya udah latihan saya mencapai puncak Piaynemo (itu lho yang sempat ada foto nya Presiden Indonesia duduk pake sarung) dengan 3 kali berhenti pada saat naik untuk meredakan detak jantung dan 2 kali berhenti pada saat turun untuk melakukan stretching dan mengistirahatkan lutut. Tentunya saya menggunakan knee support kiri kanan biar gak kapok. Tapi yang membuat saya bangga adalah saya tidak menyusahkan teman-teman... tidak ada yang membantu saya menaiki dan menuruni anak tangga walaupun beberapa teman ada yang menemani saya pada saat saya berhenti alasannya ingin menemani saya padahal mungkin mereka juga perlu beristirahat .... Tips nya selain persiapan fisik dan knee support adalah menggunakan baju yang menyerap keringat plus celana yang lentur jangan terlalu ketat karena kalo baju nya tidak menyerap keringat pasti kita nya sudah lelah dengan keringat yang mengucur dan dengan celana yang tidak ketat di lutut dapat bergerak dengan nyaman dan juga sepatu atau sandal yang nyaman. Dan tentunya topi yaaa...... Pemandangan dari atas yeeesss... sungguh Indah... terbayar deh lelahnya menaiki anak tangga tersebut.



Pada saat tiba di bawah sudah disambut dengan makan siang box dan kelapa muda... nikmat banget...

Setelah itu beristirahat beberapa waktu disini perjalanan menuju kembali ke cottage tetapi kami mampir dahulu ke Sawing Rai untuk bercengkerama dengan anak-anak Papua sambil membagikan mainan dan buku yang telah kami bawa dari Jakarta sekalian sholat di tempat ini. Anak-anak Papua pintar bernyanyi dan main musik walaupun masih usia belia... jadi pas teman-teman saya mengajak mereka bernyanyi beberapa lagu terutama lagu-lagu yang lazim di nyanyikan di gereja mereka semua langsung bisa menyanyikan... begitu juga waktu kami minta menari mereka langsung membentuk formasi.... kereen laah pokoknya....

Dari sini kami meneruskan perjalanan ke 2 tempat untuk melakukan snorkeling.. saya lupa nama tempatnya tetapi kenapa harus ke 2 tempat karena tempat yang pertama ikannya yang indah dan yang satu lagi karangnya yang indah.... Walaupun ada sedikit insiden kecil ada beberapa teman yang tidak bisa melawan arus karena arus yang agak kuat pada sore itu, tetapi disini teman-teman yang melakukan snorkeling sangat menikmati acara ini.

 
Setelah dari sini kami kembali ke cottage untuk acara closing dinner.... dan selesailah rangkaian acara dari kantor...

Keesokan harinya dimulailah acara buat beberapa orang yang meneruskan berlibur secara private, dan suami saya bergabung di acara ini karena saya membutuhkan beliau untuk membantu saya menaiki karang, info dari teman dan travel organizer, menaiki karangnya lumayan challenge... daaan the adventure begin....
Pagi itu kami harus berangkat jam 7 pagi dan mengarungi laut sebagai bagian dari Samudra Pacific selama 2 jam untuk mencapai Pulau Wayag, salah satu icon Raja Ampat juga... Dan begitu tiba di tempat ini, kami langsung melihat bahwa ini bukan berjalan menaiki karang tetapi memanjat karang sejak turun perahu... saya tidak bisa melakukan aktivitas ini karena pada saat awal pendakian karang, lutut saya langsung menemui masalah jadi saya turun lagi... Suami dan teman-teman melanjutkan perjalanan mendaki karang setinggi 200 m dengan kemiringan 60 derajat. Dibawah ini foto pendakian yang dilakukan....



Oh iya jangan diharapkan ada alat bantu yach.... karena ini benar-benar harus menyiapkan sendiri, sebaiknya menggunakan sepatu gunung dan sarung tangan. Tetapi pemandangan yang didapatkan pada saat di atas ... yeesss.... kereeennnnn..... saya mendapat foto dari kamera yang dibawa oleh suami... jadi kalo memang bisa mencapai ke atas memang terbayar lah itu semua... Selama ini semua info mengenai Wayag hanya pemandangan Indah tetapi perjuangan untuk mencapai keatas woooww...


Tetapi saya terus terang tidak kecewa karena tidak bisa mencapai ke atas karena pas saya ngobrol dengan para tour guide dan supir perahu, mereka menyatakan memang sebaiknya tidak memaksa perjalanan ke atas karena malah nanti menyusahkan orang karena bisa berbahaya daaan ada anak muda di kapal sebelah yang mungkin usianya setengah usia saya, dia juga tidak berani naik keatas dan langsung turun kembali... yeeaayy... berarti tidak perlu malu doongg...

Setelah turun kami kembali ke pantai Wayag dan makan siang box disini sambil beristirahat. Sebenarnya disini kita bisa snorkeling bersama baby shark tapi karena teman-teman sudah kecapaian jadi lebih senang leyeh-leyeh di sini.
Sama juga disini pantainya pasir putih lembut dan lautnya sangat jernih.

Dan jam 1 kami sudah diminta untuk masuk kembali ke boat untuk mengarungi samudra kembali ke area penginapan kami, karena supir perahu menyatakan bahwa mereka melihat tanda-tanda bahwa sore itu ombak akan besar dan berbahaya apabila kita pulang terlambat.... Tadinya kami mau snorkeling di wilayah yang dekat dengan cottage tapi akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke cottage dan beristirahat.

 
Keesokan harinya kami berangkat lagi berpetualang ke Kalibiru.... Untuk mencapai kesini sebenarnya kami sudah diinformasikan bahwa kami akan berganti menggunakan boat kecil karena boat besar tidak bisa mencapai tempat tersebut.. tetapi karena pada saat kami tiba, air laut lagi pasang, kami tetap menggunakan boat besar, tetapi resikonya kami harus turun di tengah air dan mengarungi air disitu, lumayan lah sepaha deh airnya terus berjalan di pasir-pasir sekitar 1 km untuk mencapai lokasi... selama perjalanan itu... serasa lagi berpetualang kayak kalo kita menonton National Geographic itu... tidak ada orang lain atau rombongan lain selain kami.... mendengar suara burung-burung yang di tengah kota tidak pernah terdengar.... (walaupun saya sambil deg deg an takut ada ular he he he). Air yang diarungi juga sangat jernih.

Dan begitu kami tiba di lokasi Kalibiru yang kalau kata saya di tengah hutan... woooowwwww airnya jernih dan memang biru.... kita semua langsung nyemplung... dan brrr... dingiiin... tidak ada ikan sama sekali.... bahkan kita bisa berfoto di dalam air dengan jelas.

Setelah beberapa waktu disitu berenang dan berfoto, kami kembali ke kapal dan another petualangan adalah waktu kapal mau berjalan keluar dari wilayah itu, supir kapal harus sangat hati-hati mengambil posisi dan kapal harus dalam keadaan seimbang karena kita melewati arus berputar yang cukup kuat..... setelah itu kita makan siang di kapal.... daaaannn mendadak menjelang sampai ke cottage, bensin kapal habis ha ha ha... jadiii kita mendapat petualangan kapal sempat terombang-ambing di kala supir dan anak buahnya menguras supaya dapat bensin yang cukup hingga kami ke daratan terdekat... untuk mengisi bensin...

Keesokan harinya perjalanan kami kembali ke Sorong, untuk berbelanja di Raja Ampat Icon kemudian makan siang di Kitong dan ke bandara untuk melakukan perjalanan kembali ke Jakarta...

Pengalaman yang sangat tidak terlupakan dan travel organizer yang kami gunakan yaitu Misooltrip sangat kompeten... air minum tidak pernah kurang maupun snack sooo kita benar-benar terjamin... dan semua crew nya sangat ramah-ramah yang beberapa dari mereka merupakan penduduk asli Papua.

Dan sebagai penggemar tanaman, saya sempat tertarik dengan beberapa tanaman tapi saya diinformasikan bahwa tidak dapat membawa tanaman keluar dari situ.. Walaupun kecewa tetapi saya senang bahwa keaslian tetap di jaga di tempat ini.




 

Sunday, January 7, 2018

Self Discipline

Disiplin terhadap diri sendiri memang hal yang paling sulit menurut saya. Bagaimana tidak?

Coba saja kita lihat, contohnya semua orang mengetahui bahwa olahraga itu penting bagi kesehatan tetapi kok ya sulit untuk memulainya atau melakukannya secara reguler.

Ini yang terjadi pada saya... kadang ada masa tertentu datang malasnya😊.
Nah salah satu cara saya untuk mengatasinya adalah libur sebentar tapi setelah itu kembali semangat dan ingat bahwa saya punya masalah kesehatan.

Resolusi saya di tahun 2018 ini adalah :

1. Rajin jogging setiap pagi mulai jam 5. Yang harus saya lakukan adalah menyiapkan baju olahraga setiap malam supaya besok paginya sudah langsung bisa pakai dan ingat bahwa harus memulai olahraga.. harapannya ini akan menjadi satu habit buat saya.

2. Menulis 1 tulisan setiap minggu. Hhmmm ini saya buat reminder calendar untuk ditulis pagi pas otw ke kamtor seperti sekarang☺. Ini dengan maksud berbagi tips2 kehidupan dan motivasi baik personal dan profesional.

Sebenarnya ada beberapa lagi tapi saya mau menulis ini dahulu supaya gak terlalu ambisi dan bisa di lihat kembali setiap saat.

Dan harus dibuat reviewnya setiap bulan supaya lebih bisa mendisiplinkan diri saya sendiri.

Tuesday, July 18, 2017

Bersyukur

Alhamdulillah

Bersyukur.... pada saat hari ulang tahunku tahun ini banyak teman dan kenalan yang mengucapkan selamat, lebih banyak dari tahun lalu.  Bahkan walaupun sudah lewat mereka masih mengucapkan selamat. Bukan saya menghitung tetapi saya melihat orang-orang yang dari dahulu berteman dengan saya di sosmed, beberapa dari mereka tidak pernah mengucapkan selamat ulang tahun tetapi tahun ini hampir semua teman sosmed mengucapkan selamat.

Bersyukur... karena banyak dari mereka berhubungan kerja dengan saya dalam 2 tahun terakhir dan dengan ucapan selamat yang mereka berikan berarti mereka mengingat saya dan dengan tulus (semoga) mengucapkan selamat. Dan dengan ucapan selamat ini saya merasa bahwa mereka cukup merasa bahwa saya mempunyai andil dalam kehidupan mereka baik personal maupun professional.

Bersyukur... karena ada beberapa dari mereka yang karena profesi saya, saya harus membuat mereka tidak nyaman dalam kehidupannya. Dengan mereka mengucapkan selamat berarti mereka tidak mempunyai dendam kepada saya dan secara ikhlas menjalani kehidupan mereka sekarang.

Bersyukur...karena walaupun saya tidak dikarunia putra/putri dari Rahim saya sendiri, keponakan-keponakan semua mengucapkan selamat baik fisik, wa Pribadi maupun posting dengan kata-kata yang sangat membuat terharu karena mereka merasa bahwa saya menginspirasi hidup mereka.

Bersyukur... karena saya pernah diberikan feedback bahwa saya adalah orang yang sering mengeluarkan pernyataan sehingga karyawan baru di tempat saya bekerja merasa di intimidasi, tetapi tanpa saya merubah sifat maupun sikap saya, anak-anak muda yang pernah bekerja bersama saya, mengucapkan selamat dan mereka mengharapkan saya tetap seperti sekarang dan berdoa saya tetap disukai banyak orang... Dan dengan kata-kata ini berarti apa yang pernah di beri feedback ke saya, tidak terbukti dan hanya orang tertentu saja yang merasa saya mengintimidasi mereka karena saya orang yang apa adanya dan berani menyatakan pendapat saya.

Bersyukur ..... karena mendapat doa yang Indah dari adik ipar yang berarti kehadiran saya dalam keluarga ipar yang mempunyai kebudayaan berbeda cukup berarti bagi kehidupan mereka. Dan itu mematahkan anggapan bahwa keluarga ipar tidak selalu baik.

Bersyukur..... karena hingga hari ini saya masih di beri nikmat sehat, keluarga yang bahagia dan bisa memberi arti dlam hidup orang lain dalam kehidupan personal dan professional. Buat saya itu adalah nikmat yang besar dan bukan harta atau tahta karena itu semua tidak berarti di mata Allah.

Thursday, July 6, 2017

Ikhlas

Akhir-akhir ini banyak melihat kata ini pada saat ada istri teman kantor sakit hingga meninggal dalam usia yang relative muda (belum sampai 40) karena penyakit langka.

Saya melakukan refleksi diri apakah saya pernah mengalami hal ini dan menemukan bahwa selama perjalanan hidup saya, banyak sekali kejadian-kejadian dimana pada saat saya ikhlas menjalankkan ataupun menerima kenyataan.
Salah satu kejadian adalah pada saat cita-cita saya kuliah di kedokteran dimana sejak kecil saya bercita-cita jadi dokter, tidak dapat terpenuhi karena saya tidak lulus SBMPTN (dahulu namanya Sipenmaru).
Pada saat itu saya merasa kecewa tetapi saat itu setelah saya merenung saya ikhlas bahwa mungkin Allah punya jalan untuk saya karena orang tua saya sudah berumur dan penghasilan pas-pas an, ibu saya melahirkan saya pada usia 42 tahun, jadi terbayangkan usia brp mereka saat itu dan kuliah kedokteran saat itu membutuhkan waktu lama minimal 6 tahun
Kemudian saya mengambil kursus dahulu selama 1 tahun dan akhirnya setelah itu saya memutuskan untuk mengambil kuliah sekretaris 1 tahun supaya biaya tidak besar dan saya dapat cepat bekerja... Alhamdulillah sekarang kalau saya reflex balik mungkin jalan Allah seperti ini, saya bertemu suami melalui teman sesame kuliah di jurusan sekretaris ini.

Dan kejadian yang paling besar adalah pada saat saya mengandung dan keguguran hingga 3 kali. Saya sempat mengalami trauma untuk hamil lagi karena kekecewaan tidak dapat melahirkan bayi saya.. tetapi yang saya syukuri saya mempunyai support system yang sangat membuat saya berbesar hati yaitu suami dan keluarga dari suami. Ayah mertua saya yang mengatakan kepada saya bahwa saya tidak boleh bersedih  berlarut-larut karena semua ini diatur oleh Allah.
Kami berdua sempat mencoba semua jenis pengobatan medis maupun tradisional sampai kami sempat 1 bulan sekali menempuh perjalanan 12 jam menuju kota kelahiran suami karena mendapat pengobatan tradisional.
Tetapi pada suatu saat kami berdua memutuskan untuk beristirahat dari semua pengobatan dan mencoba menjalani hidup apa adanya... berserah diri kepada Allah.

Pernah juga kami memikirkan untuk mencoba bayi tabung, tetapi pada saat kami diskusi dengan beberapa saudara maupun teman yang mempunyai profesi dokter, ada pendapat lain yang diberikan... dan kami sempat memikirkan adopsi tapi entah kenapa selalu saja ada halangan pada saat kami mau melakukan proses adopsi.

Dan akhirnya kami berdua mencoba ikhlas bahwa mungkin Allah punya suatu rencana bagi kami...
Dan sekarang kalau kami reflex balik, kami berpikir bahwa kami saat itu diminta mengurus ibu saya yang masa tua nya ikut kami kemudian di akhir masa hidup ibu, salah satu keponakan kami mulai ikut kami dan dia menjadi anak asuh kami karena dia menganggap bahwa kami berdua adalah orang tuanya.

Yang saya bayangkan adalah apabila saat itu saya tidak ikhlas menerima semua cobaan dalam bentuk kegagalan yang diberikan oleh Allah mungkin jalan hidup kami berbeda, seperti saya tidak dapat merawat ibu saya hingga akhir hayatnya.

Sehingga saya makin yakin bahwa Allah selalu punya jalan untuk kita, tetapi kita harus ikhlas dan berserah diri dahulu, tentunya setelah kita berusaha.

Motto nya adalah Manusia Berusaha Allah yang menentukan

Wednesday, June 21, 2017

Cintai pekerjaanmu

Ada pepatah mengatakan carilah pekerjaan yang kau sukai seperti mengerjakan hobi sehingga pada saat kita bekerja, kita akan merasa bahwa kita mengerjakan hobi sehingga kita akan bahagia selalu.

Apakah saya mencintai pekerjaan saya? Bagaimana kalau kita tidak mendapatkan pekerjaan yang kita sukai?

Lebih tepatnya saya menikmati melakukan pekerjaan saya, mungkin saya tidak jatuh cinta pada pandangan pertama pada pekerjaan saya tetapi saya menikmati melakukannya. How I can do it?
Yang pasti dalam perjalanan karir saya selama lebih dari 25 tahun dimana diawali dengan pekerjaan sesuai bidang pendidikan saya sebagai seorang sekretaris, dimana dulu saya memilih bidang itu bukan karena saya suka profesi itu tetapi lebih karena practical dan didorong keadaan ekonomi orang tua.
Yang saya lakukan adalah saya berusaha menikmati pekerjaan saya, sambil saya masih mencari my soul. Pada saat saya dipromosikan menjadi asisten manager di bidang Human Resources setelah 12 tahun berprofesi sebagai seorang sekretaris, maka saya mulai menyadari bahwa ternyata "this is one of the job I like it" Why?? Setelah saya ingat-ingat sejak kecil saya selalu menjadi tempat curhat teman-teman dan kenalan, dimana pekerjaan sebagai seorang praktisi HRD, salah satu job nya adalah we listen our employee talk.
Singkat cerita sejak saya meninggalkan dunia sekretaris 16 tahun lalu, saya makin menikmati pekerjaan ini dan mencintai pekerjaan ini, terutama part "human touch" sehingga akhirnya terus menerus saya dapat berkarya dan sampai saya di promosikan menjadi manager dan menjalankan fungsi seorang HR Business Partner. Dan setelah 1 tahun di role ini, saya dapat membuat 1 great milestone dalam hidup saya yaitu para Business Partner sangat menghargai kemampuan Listening saya dimana kadang-kadang kemampuan itu hilang dari seorang praktisi HRD.

Saya pernah diminta menjabat role Compensation Benefit yang harus mengerjakan angka dimana itu bukan manusia, dan saya menikmati role itu karena saya melihat dibalik angka yang saya kerjakan angka itu bermakna bagi manusia yang mempunyai angka tersebut.

Sehingga kalau saya selalu berpikir, we need to find one aspect of that job dimana itu adalah soul kita, tetapi kalau kita tidak dapat menemukan dari semua sudut yang harus ditanyakan adalah "Is it the right job for me?"

Monday, June 19, 2017

Change mindset

When I hear or see this word... I will flashback to all of my personal and professional journey.

I think we are all will have this period in every step of life such as :
- When we graduate from High School and enter the college life
- When we graduate from College and enter the working life
- When we enter the marriage life
- When we have child
etc...

Whether we could change our mindset or not and how we handle it, will show our maturity level. We could see the person who enter the working life however he/she still show the college attitude.

In my professional life, I have several experience with the reorganization in my division and each person show different attitude and mindset to face this changing.

In my experience, people reluctant to change their mindset especially if their personal goal or life has been impacted. However how they express their mindset will show their maturity.
If they are mature enough they will step back, see the impact and embrace the change and finally put the extra effort to ensure the change run smoothly.
If not, they will show negative attitude, be a blocker, and/or negative thinking

How to handle this situation if you have team with "Reluctant Change Mindset"? I share my experience with this kind of person.
Communicate professionally with them honestly what is your expectation and inform them that you will do the regular checking/monitoring/coaching. This is to show them that you are willing to assist them in this transition period and indirectly told them they we will monitor them.
Do the regular "Pulse-Check" the situation so they will feel that this change is important and they need to embrace it.
If they talk about the past, just listen however communicate gently told them that the situation urgently needed to change.
This is my practice, to overcome the issue.. however the result is not instant result as this is the delicate situation especially if this is culture change.

At the end, sometimes you need to also emphasize that the world is changing therefore people who are within this world need to embrace the change otherwise we will go "under the feet"

Tuesday, April 4, 2017

Influencing Skill

Beberapa bulan belakangan ini di role saya yang baru, saya beberapa kali melakukan beberapa proses yang sangat sulit bagi kebanyakan orang terutama orang HR yaitu melakukan PHK kepada karyawan. Apapun alasannya itu adalah suatu proses yang dihindari oleh semua orang.
Dan saya bersyukur semua proses dapat saya lalui dengan mulus... semoga ke depannya juga masih mulus seperti ini.. walaupun tidak berharap masih ada lagi... tapi ini adalah yang tidak bisa dihindari.

Teman dan atasan saya bertanya mengapa proses ini bisa saya lalui dengan mulus dan mereka bilang ilmu influencing skill saya kemungkinan sudah sangat tinggi sehingga saya bisa dengan mudah melalui nya...
Setelah saya renungkan, akhirnya saya menulis tulisan ini supaya saya bisa share dan mungkin menjadi pengingat saya juga apabila menghadapi hal yang sama.

Mengapa proses bicara PHK ini paling sulit?
Menurut pendapat dan pengalaman saya mengapa ini sulit :
a. karena kita merasa seolah-olah menjadi "algojo" dalam kehidupan seseorang terutama dalam kehidupan karirnya.
b. komunikasi yang tidak terjadi
c. kita tidak punya data
d. kita tidak mengenal orang tersebut dan tidak mengetahui kesulitan orang tersebut

Dengan kondisi diatas maka kita tidak akan punya "senjata" pada saat kita melakukan komunikasi PHK itu.
Yang saya lakukan biasanya adalah :

1. Positive Thinking

- Allah tidak akan memberi cobaan kepada hambaNya kecuali hambaNya dapat menerimanya... dan ini berlaku bagi semua agama walaupun saya muslim
- manusia berencana tetapi Allah juga yang menentukan

2. Mengumpulkan data sebanyak mungkin yaitu :

- Data konkret yang menyebabkan alasan seorang karyawan harus dipecat
- Risk Assesment dari sisi Legal Aspect
- Mencari tahu kepribadian dan kehidupan Pribadi karyawan tersebut, baik keluarga, impian dan latar belakang. Ini bisa didapat dari atasan, media social, teman dan lain-lain

3. Building Trust

Kita harus meyakinkan dengan karyawan bahwa alasan mengapa kita harus melakukan PHK ini cukup kuat dan kita dalam posisi akan membantu karyawan tersebut untuk menghadapi masa transisi pada saat menghadapi PHK ini.

4. Strategi Komunikasi

- Lakukan komunikasi sesantai mungkin, hal ini tidak bisa terjadi apabila kita sendiri tegang dan tidak punya keyakinan.
- Ajak diskusi dengan menanyakan apakah karyawan tersebut tahu apa yang sedang dia hadapi dan resiko nya
- Apabila punya waktu, pertemuan pertama hanya mengenal karyawan tersebut, baik yang dia hadapi, resiko dan impian beserta harapannya. Dan menyinggung sedikit resiko yang akan dihadapi yaitu PHK dan meminta karyawan berpikir apa yang dia hadapi. Mengapa kita perlu melakukan strategi ini, karena seorang karyawan tetap akan shock apabila menghadapi hal ini. Tetapi apabila kita menyinggung sedikit dan menggiring seolah-olah ini datangnya inisiatif atas kemauan kedua belah pihak maka dia akan merasa di respect.
Pertemuan kedua barulah mulai diskusi lebih dalam dan menanyakan apa yang dia rasakan dan inginkan setelah sempat berpikir dari pertemuan pertama, dan tanyakan apa pendapat keluarganya.
Pertemuan-pertemuan selanjutnya barulah kita mulai diskusi selanjutnya.
- Ensure semua komunikasi di lakukan update juga ke atasan karyawan, bagian Legal dan atasan kita supaya apabila ada hal-hal tertentu pada tahap tertentu, mereka juga dapat membantu dalam proses komunikasi tersebut.

Apakah cara-cara diatas sudah menjamin bahwa semua proses akan berjalan dengan lancar, tentu tidak menjamin.... tetapi strategi itu cukup berhasil dari practice yang saya lakukan beberapa bulan belakangan ini... dimana ini pernah juga tidak berhasil di awal karir saya sebagai seorang HR Business Partner.

Kunci utama adalah kita harus berdamai dahulu pada diri kita dan tidak merasa bahwa ini beban yang paling berat dalam diri kita, tetapi BE A PROFESSIONAL, dan bersikap bahwa ini adalah hubungan professional tetapi hubungan personal tidak akan putus karena hubungan personal adalah yang lebih utama.