Tuesday, March 20, 2018

Conflict avoider

Conflict avoider....
Begitu mendengar kata ini pasti kita langsung berpikir orang yang sangat menghindari konflik terjadi. Sebenarnya deep in my heart, saya adalah orang seperti itu, tetapi itu tidak pernah terlihat dalam keseharian saya.. Bagaimana saya dapat mengatasi itu.

Saya adalah orang yang sangat menimbang semua resiko yang akan terjadi pada saat ada suatu masalah atau ada suatu keputusan yang harus saya ambil. Dengan begitu saya dapat memperhitungkan kemungkinan terburuk apa yang akan terjadi termasuk konflik yang mungkin terjadi. Terkadang seperti saya seolah cerewet dan mengkhawatirkan segala hal tetapi ini adalah cara saya untuk bisa mengatasi konflik yang bakal terjadi sehingga saya akan sudah siap secara mental apabila diperlukan. Istilahnya kalau perang nih.. saya udah siap dengan segala macam plan A sampai plan Z.

Dengan cara saya seperti ini maka sebagai seorang conflict avoider saya akan mulai melakukan step-step analisa :
- Membayangkan kemungkinan terburuk tetapi jangan overanalyze yang jadinya seperti seolah membuat saya paranoid atau tidak masuk akal.
- Apa yang bakal saya lakukan apabila kemungkinan terburuk itu terjadi
- Mengetahui siapa pihak yang akan dihadapi
- Mengukur tingkat kepercayaan dan emotional bank account kita terhadap orang tersebut
- Saya menyiapkan diri secara mental
- Menghadapi konflik yang terjadi dengan mengetahui bahwa dalam suatu konflik, spirit yang diharapkan adalah win-win dan bukan win-lose mentality
 - Menghindari berharap semua adalah ideal karena justru yang sering terjadi adalah "world is so unfair" jadi kita bisa mengontrol emosi

Kelihatannya sepele yach tetapi buat seorang "conlict avoider" terutama saya, step-step di atas sangat membantu saya dalam menghadapi dunia kerja apalagi dengan bidang kerja saya sebagai seorang HR Profesional yang dalam menghadapi segala jenis dan type karyawan tidak akan bisa dihindari.

Dan dalam pengalaman saya menghadapi Serikat Pekerja yang pastinya akan berseberangan dengan seorang HR Manager, saya mencoba "Building Trust" pada saat tidak ada masalah, karena ini juga sangat penting. Sehingga pada saat masalah muncul, kita sudah punya emotional bank account dengan mereka dan juga sudah terbangun kepercayaan dari kedua belah pihak dan bisa saling menghargai apapun argument atau silang pendapat yang terjadi.
Saya tidak pernah menganggap bahwa mereka adalah lawan karena pada dasarnya mereka adalah rekan bekerja kita yang kebetulan harus duduk dalam baris yang berbeda. Dan saya harus mengenal mereka supaya saya bisa melakukan pemetaan masalah, antisipasi serta mengatasi masalah dan itu akan berguna pada saat saya melakukan step-step analisa di atas. Tentunya kita juga tidak bisa berharap bahwa semua orang akan bisa kita hadapi sesuai keinginan kita karena setiap manusia berbeda tetapi minimal kita bisa menyiapkan mental walaupun terkadang ada masanya kita terpaksa harus kehilangan kesabaran... tapi minimal kejadian itu tidak akan terlalu sering.

Dan dalam beberapa pengalaman, kemungkinan terburuk tidak terjadi karena pada saat melakukan plan tersebut yang terjadi masalah sudah lebih cepat selesai.
 

No comments:

Post a Comment