Thursday, November 3, 2016

Mulultmu Harimaumu

Saya menulis ini karena saya melihat apa yang terjadi akhir-akhir ini di Negara yang kucintai ini, yaitu Indonesia terutama Jakarta...

Apa yang terjadi belakangan ini adalah akibat perkataaan seorang pemimpin yang dikenal sering berkata-kata ceplas ceplos terkadang kasar...tanpa memikirkan perasaan orang lain. Yeess... dia tidak korupsi... yeess dia jujur.... tetapi No ... dia tidak menjaga perkataannya...

Ada teman berkata ke saya ... lebih baik seperti ini daripada korupsi.. kalo saya lebih baik tidak korupsi dan tidak kasar ...

Mungkin saya kuno... mungkin saya sudah tua.... tapi saya ingat saya dididik oleh orang tua saya bahwa perkataan kita mencerminkan kita... bahkan terkadang pendidikan kita....

Saya sedih sekali melihat bahwa karena perkataan seseorang yang sangat tidak sensitive .. rakyat negaraku menjadi terpecah belah... sesama teman atau pun keluarga saling berdebat, baik di medsos maupun dalam berkata-kata... Silaturahmi terputus utamanya di medsos apalagi kalau teman/saudara itu punya pandangan berbeda.

Saya sudah menonton video yang menjadi sumber keributan.... baik video pendek dan video panjang.... tetapi semua intinya menjadi satu bahwa ada kata-kata spesifik nya yang menjadi sumber semua masalah ini.

Saya tidak akan berdebat mengenai ilmu agama karena saya juga bukan ahli agama, tetapi sebagai penganut agama tersebut, dada saya merasa sesak pada saat mendengar perkataan tersebut..

Jadi saya dapat mengerti terjadi gelombang kemarahan yang massal dan semua bersatu untuk berpartisipasi dalam demo hari ini... dari segala kalangan, miskin atau kaya, semua kalangan pendidikan.. Lulusan SD sampai Lulusan S3, lulusan dalam negeri sampai lulusan luar negeri

Saya mengerti juga bahwa ada kelompok lain yang menyatakan mengapa harus demo hari ini karena pemerintah sudah menjamin bahwa akan diproses secara hukum.... Yes.. mereka juga benar... bahwa akan diproses secara hukum.

Terus pertanyaan nya kenapa harus tetap demo.. yach itu hak setiap warganegara untuk menyarakan aspirasinya jadi kudunya dihadapi dengan anteng aja... jangan menjadi bahan perdebatan.

Ada juga yang menyatakan bahwa demo ini bermuatan politik karena orang yang dituju adalah salah satu calon Pilkada... tetapi kalau pendapat saya Pribadi kalaupun ada muatan politik, muatannya kecil sekali karena dari peserta demo mereka tidak punya urusan dengan Pilkada... Dan kalaupun politik gelombang nya tidak akan sekian besar... Ini sama dengan tahun 1998 dimana orang sukarela berdemo ingin menurunkan Presiden kala itu.. Dan saya juga bisa melihat bahwa aparat menaruh perhatian cukup besar jadi menurut saya ini adalah sesuatu yang berbeda dari sekedar tunggangan politik...

Daaann ini semua terjadi karena tutur kata seorang Pemimpin yang harusnya tidak terucapkan di Negara yang majemuk ini... Kalau kata orang yang mendukung adalah "masa kita tidak bisa diversity"... tetapi kalo kata orang yang tidak mendukung "yang mengucapkan pernyataan juga tidak diversity karena merasa bahwa ayat itu menjatuhkan dirinya"....

Saya selalu ingat perkataan dan nasihat orang tua jaman dulu "Mulutmu Harimaumu" dan kasus ini adalah sangat pas banget dengan nasihat ini. Harimau ini muncul karena ada Pemimpin yang tidak bisa menjaga "tutur kata (Mulut)" nya.

Jadi jagalah semua tutur kata ... ini adalah juga #selfreminder# untuk saya... terutama apabila anda adalah juga seorang pemimpin (terutama public figure)

Dan ingatlah.. agama adalah kepercayaan seseorang jadi janganlah diganggu termasuk kitab suci dan ulamanya...

#CintaIndonesiaDamai#

No comments:

Post a Comment