Pada bulan Pebruari ini ada acara kantor ke Raja Ampat. Pada saat diinformasikan rencana ini akhir tahun lalu ... yang dalam pikiran saya adalah .... Woowww.... Acara kantor hanya 3 hari tetapi saya melanjutkan berlibur dan meminta suami untuk menyusul.
Karena ini pertama kali saya melakukan trip ke pulau paling timur dari Indonesia, dan saya sempat mendengar bahwa medannya cukup berat, saya mencoba browsing, tapi sayangnya tidak banyak tips untuk persiapan ke Raja Ampat terutama untuk saya yang mempunyai masalah jantung dan lutut sehingga saya terdorong untuk menulis ini.
Pertama-tama saya ingin bercerita dahulu mengenai Raja Ampat.
Sumber informasi : Aneka Tempat Wisata
Raja Ampat adalah sebuah kabupaten dengan luas wilayah lebih dari 4,5 juta hektar, dan berlokasi di sebelah barat kepala burung Papua Barat. 85% wilayah kabupaten ini merupakan lautan, sisanya merupakan pulau-pulau yang berjumlah lebih dari 600 pulau. Dari 600 pulau tersebut, terdapat 4 pulau besar, yaitu Pulau Misool, Pulau Waigeo, Pulau Batanta,dan Pulau Salawati. Selain 4 pulau tersebut, hanya 35 pulau di Kepulauan Raja Ampat yang berpenghuni, sisanya tidak ditinggali manusia. Baru sekitar 400 pulau di Kepualauan Raja Ampat sudah dieksplorasi, sisanya masih belum dijamah manusia sama sekali.
Penduduk Kepulauan Raja Ampat sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Mereka tinggal di kampung kecil yang terpisah dengan kampung lain karena berbeda pulau. Masyarakat kepulauan ini adalah orang yang ramah dan baik hati. Mereka mau menerima tamu dari luar dengan hati yang gembira. Penduduk Kepulauan Raja Ampat sebagian memeluk agama Kristen, dan sebagian memeluk agama Islam, namun mereka tetap rukun walau berbeda keyakinan.
Nama Raja Ampat berasal dari cerita masyarakat setempat. Menurut cerita tersebut, ada seorang perempuan yang menemukan 7 buah telur. Telur-telur tersebut kemudian menetas, 4 diantaranya menetas menjadi pangeran, sementara 3 telur lainnya menetas menjadi seorang wanita, sebuah batu, dan hantu. 4 Pangeran tersebut kemudian menjadi raja di pulaunya masing-masing, yaitu Pulau Misool, Pulau Waigeo, Pulau Batanta,dan Pulau Salawati sehingga akhirnya disebut sebagai Raja Ampat.
Nah perjalanan ke Raja Ampat sudah dimulai sejak persiapan packing. Menurut saya yang sudah sering travelling packing saya untuk perjalanan ini yang paling heboh dan lama, padahal saya sudah membuat list lho.... ini list saya
[ ] Kamera go pro
[ ] Kamera mirrorles
[ ] Battery kamera
[ ] Charger hp & kamera
[ ] Kabel extension
[ ] Hair dryer
[ ] Sabun
[ ] Shampoo sachet
[ ] Conditioner
[ ] Sepatu olahraga
[ ] Sandal jepit
[ ] Sikat gigi, odol, sabun muka dan CD dalam satu dompet kecil untuk ganti
pagi di pesawat
[ ] Mukena
[ ] Obat gosok untuk lutut
[ ] Kantong waterproof
[ ] Jaket
[ ] Tolak angin sachet
[ ] Biscuit
[ ] Baju renang 2 stel
[ ] Inner hijab (5)
[ ] Kaos olahraga
[ ] Baju putih atau warna cerah 5 stel
[ ] Celana 4 stel
[ ] Power bank
[ ] Knee Support
[ ] Sarung tangan
[ ] Topi
[ ] Kacamata hitam
[ ] Tempat minum
[ ] Handuk kecil
[ ] Alat snorkeling
Nah segini aja rasanya udah penuh itu koper apalagi karena saya total berada 5 hari disana dan tidak berniat untuk laundry. Terutama karena baju renang saya adalah baju renang muslimah sehingga cukup tebal dan panjang.
Dari browsing di google, saya mengetahui bahwa kegiatan di Raja Ampat akan bersifat fisik terutama akan menaiki anak tangga yang berjumlah ratusan, dimana saya mempunyai masalah jantung dan lutut plus usia sudah menjelang kepala 5 :) sehingga saya harus mempersiapkan diri dengan lebih baik supaya saya bisa mengikuti kegiatan. Kebetulan karena saya regular melakukan fitness dan jalan kaki, maka saya hanya meningkatkan intensitas nya saja, yaitu jalan kaki 1/2 jam perhari.. ini untuk melatih jantung dan lutut saya untuk melakukan aktivitas naik tangga itu. Jadi persiapan ke Raja Ampat itu bukan hanya packing tapi yang lebih penting adalah fisik dan mental.
Kemudian karena penerbangan menuju kesana semua adalah terbang tengah malam hingga pagi yang dilanjutkan dengan menaiki boat selama lebih dari 1 jam, maka fisik harus dalam kondisi prima. Yang saya lakukan adalah tidur cukup dari 3 hari sebelum keberangkatan dan minum madu. Sooo Alhamdulillah selama di sana saya tidak mengalami gangguan mual maupun muntah-muntah padahal saya penderita maag parah, plus saat itu sedang mendapat "tamu" yang biasa dialami seorang wanita... biasanya di periode ini kondisi kesehatan menurun ... tapi saya tidak mengalami hambatan apapun.. yeeayyy...
Oh iya kalo ke Raja Ampat persiapkan kamera untuk bisa mengambil foto karena di sana semua pemandangan Indah deh.... lebih bagus lagi kalo punya drone... untungnya travel organizer (Misooltrip) kami punya drone jadi lumayan laaah. Jangan lupa membawa battery cadangan untuk kamera dan power bank untuk hp.. karena kita perjalanan di laut terus dan tidak ada signal.. jadi lebih baik untuk menghemat battery, paket data di matikan saja.
Nah itu persiapan untuk perjalanan ke Raja Ampat... gimana dengan perjalananannya yach? Saya ceritakan supaya dapat gambaran yach...
Begitu mendarat di bandara Sorong kita dibawa ke suatu resto untuk sarapan dan berganti baju sambil menunggu peserta lain yang menaiki pesawat yang berbeda... maklum karena kami semua 1 divisi maka dilarang menaiki pesawat yang sama semua.
Setelah semua peserta berkumpul kami berangkat menggunakan boat dari Sorong ke Raja Ampat. Boat nya kapasitas 25 orang lengkap dengan jaket pelampung jadi masih ok tapi kalo orang yang tidak terbiasa naik boat apalagi malamnya kurang tidur lumayan sih... di boat saya ada beberapa orang yang mabok laut. Perjalanan menggunakan boat ke Raja Ampat selama 2 jam dan kebetulan laut nya juga tidak dalam keadaan tenang so lumayan deh kita ber-dancing di atas perahu.
Untuk memasuki wilayah Raja Ampat kita harus membayar dahulu di pos penjagaan dengan nilai yang lumayan sih sebesar Rp. 500 ribu.
Tujuan pertama kami adalah pantai Pasir Timbul... yang begitu sampai woowww.. pasirnya yang putih dan lautnya yang bening... bener-bener membuat takjub... namanya juga pasir timbul, jadi hanya sedikit pasir yang ada dan hanya bisa dlihat apabila air laut sedang surut... ngapain di pasir timbul.. yach hanya berfoto saja :).. Inilah pantai Pasir Timbul yang Indah itu.
Setelah itu perjalanan di lanjutkan ke pantai Friwen...
disana kami makan siang box yang disediakan oleh travel organizer. Di sana juga kami berinteraksi dengan anak-anak Papua yang berani bergelantungan dari atas pohon untuk meloncat ke laut.. dan pantai disini pasirnya juga putih plus laut yang sangat jernih... sama dengan di tempat sebelumnya. Sebenarnya pantainya asyik cuma buat orang yang tidak gemar anjing, agak terganggu karena di pantai ini banyak anjing sehingga agak mengganggu terutama pada saat kami sedang makan.
Dan setelah bersantai disitu kami langsung menuju ke cottage untuk beristirahat, makan malam dan acara malam dari panitia. Cottage kami terletak di kabupaten Waisai yang terletak di salah satu pulau besar yaitu Waigeo
Acara Day 2 dilanjutkan dengan berangkat pagi hari jam 7 pagi (yang berarti jam 5 pagi di Jakarta) dimulai dengan ke daerah namanya Batu Pensil, di daerah ini ada beberapa karang yang besar seperti pensil dan sudah dibangun deck sekeliling karang untuk berfoto.. kami hanya 1/2 jam disini untuk berfoto, bersender di batu-batu yang tinggi dengan latar belakang laut yang jernih dan Indah...
Perjalanan dilanjutkan ke salah satu icon nya Raja Ampat yaitu Piaynemo. Tempat ini sudah dibangun anak tangga yang jumlahnya ratusan (kalau tidak salah info nya 320 anak tangga). Yeeayy karena saya udah latihan saya mencapai puncak Piaynemo (itu lho yang sempat ada foto nya Presiden Indonesia duduk pake sarung) dengan 3 kali berhenti pada saat naik untuk meredakan detak jantung dan 2 kali berhenti pada saat turun untuk melakukan stretching dan mengistirahatkan lutut. Tentunya saya menggunakan knee support kiri kanan biar gak kapok. Tapi yang membuat saya bangga adalah saya tidak menyusahkan teman-teman... tidak ada yang membantu saya menaiki dan menuruni anak tangga walaupun beberapa teman ada yang menemani saya pada saat saya berhenti alasannya ingin menemani saya padahal mungkin mereka juga perlu beristirahat .... Tips nya selain persiapan fisik dan knee support adalah menggunakan baju yang menyerap keringat plus celana yang lentur jangan terlalu ketat karena kalo baju nya tidak menyerap keringat pasti kita nya sudah lelah dengan keringat yang mengucur dan dengan celana yang tidak ketat di lutut dapat bergerak dengan nyaman dan juga sepatu atau sandal yang nyaman. Dan tentunya topi yaaa...... Pemandangan dari atas yeeesss... sungguh Indah... terbayar deh lelahnya menaiki anak tangga tersebut.
Pada saat tiba di bawah sudah disambut dengan makan siang box dan kelapa muda... nikmat banget...
Setelah itu beristirahat beberapa waktu disini perjalanan menuju kembali ke cottage tetapi kami mampir dahulu ke Sawing Rai untuk bercengkerama dengan anak-anak Papua sambil membagikan mainan dan buku yang telah kami bawa dari Jakarta sekalian sholat di tempat ini. Anak-anak Papua pintar bernyanyi dan main musik walaupun masih usia belia... jadi pas teman-teman saya mengajak mereka bernyanyi beberapa lagu terutama lagu-lagu yang lazim di nyanyikan di gereja mereka semua langsung bisa menyanyikan... begitu juga waktu kami minta menari mereka langsung membentuk formasi.... kereen laah pokoknya....
Dari sini kami meneruskan perjalanan ke 2 tempat untuk melakukan snorkeling.. saya lupa nama tempatnya tetapi kenapa harus ke 2 tempat karena tempat yang pertama ikannya yang indah dan yang satu lagi karangnya yang indah.... Walaupun ada sedikit insiden kecil ada beberapa teman yang tidak bisa melawan arus karena arus yang agak kuat pada sore itu, tetapi disini teman-teman yang melakukan snorkeling sangat menikmati acara ini.
Setelah dari sini kami kembali ke cottage untuk acara closing dinner.... dan selesailah rangkaian acara dari kantor...
Keesokan harinya dimulailah acara buat beberapa orang yang meneruskan berlibur secara private, dan suami saya bergabung di acara ini karena saya membutuhkan beliau untuk membantu saya menaiki karang, info dari teman dan travel organizer, menaiki karangnya lumayan challenge... daaan the adventure begin....
Pagi itu kami harus berangkat jam 7 pagi dan mengarungi laut sebagai bagian dari Samudra Pacific selama 2 jam untuk mencapai Pulau Wayag, salah satu icon Raja Ampat juga... Dan begitu tiba di tempat ini, kami langsung melihat bahwa ini bukan berjalan menaiki karang tetapi memanjat karang sejak turun perahu... saya tidak bisa melakukan aktivitas ini karena pada saat awal pendakian karang, lutut saya langsung menemui masalah jadi saya turun lagi... Suami dan teman-teman melanjutkan perjalanan mendaki karang setinggi 200 m dengan kemiringan 60 derajat. Dibawah ini foto pendakian yang dilakukan....
Oh iya jangan diharapkan ada alat bantu yach.... karena ini benar-benar harus menyiapkan sendiri, sebaiknya menggunakan sepatu gunung dan sarung tangan. Tetapi pemandangan yang didapatkan pada saat di atas ... yeesss.... kereeennnnn..... saya mendapat foto dari kamera yang dibawa oleh suami... jadi kalo memang bisa mencapai ke atas memang terbayar lah itu semua... Selama ini semua info mengenai Wayag hanya pemandangan Indah tetapi perjuangan untuk mencapai keatas woooww...
Tetapi saya terus terang tidak kecewa karena tidak bisa mencapai ke atas karena pas saya ngobrol dengan para tour guide dan supir perahu, mereka menyatakan memang sebaiknya tidak memaksa perjalanan ke atas karena malah nanti menyusahkan orang karena bisa berbahaya daaan ada anak muda di kapal sebelah yang mungkin usianya setengah usia saya, dia juga tidak berani naik keatas dan langsung turun kembali... yeeaayy... berarti tidak perlu malu doongg...
Setelah turun kami kembali ke pantai Wayag dan makan siang box disini sambil beristirahat. Sebenarnya disini kita bisa snorkeling bersama baby shark tapi karena teman-teman sudah kecapaian jadi lebih senang leyeh-leyeh di sini.
Sama juga disini pantainya pasir putih lembut dan lautnya sangat jernih.
Dan jam 1 kami sudah diminta untuk masuk kembali ke boat untuk mengarungi samudra kembali ke area penginapan kami, karena supir perahu menyatakan bahwa mereka melihat tanda-tanda bahwa sore itu ombak akan besar dan berbahaya apabila kita pulang terlambat.... Tadinya kami mau snorkeling di wilayah yang dekat dengan cottage tapi akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke cottage dan beristirahat.
Keesokan harinya kami berangkat lagi berpetualang ke Kalibiru.... Untuk mencapai kesini sebenarnya kami sudah diinformasikan bahwa kami akan berganti menggunakan boat kecil karena boat besar tidak bisa mencapai tempat tersebut.. tetapi karena pada saat kami tiba, air laut lagi pasang, kami tetap menggunakan boat besar, tetapi resikonya kami harus turun di tengah air dan mengarungi air disitu, lumayan lah sepaha deh airnya terus berjalan di pasir-pasir sekitar 1 km untuk mencapai lokasi... selama perjalanan itu... serasa lagi berpetualang kayak kalo kita menonton National Geographic itu... tidak ada orang lain atau rombongan lain selain kami.... mendengar suara burung-burung yang di tengah kota tidak pernah terdengar.... (walaupun saya sambil deg deg an takut ada ular he he he). Air yang diarungi juga sangat jernih.
Dan begitu kami tiba di lokasi Kalibiru yang kalau kata saya di tengah hutan... woooowwwww airnya jernih dan memang biru.... kita semua langsung nyemplung... dan brrr... dingiiin... tidak ada ikan sama sekali.... bahkan kita bisa berfoto di dalam air dengan jelas.
Setelah beberapa waktu disitu berenang dan berfoto, kami kembali ke kapal dan another petualangan adalah waktu kapal mau berjalan keluar dari wilayah itu, supir kapal harus sangat hati-hati mengambil posisi dan kapal harus dalam keadaan seimbang karena kita melewati arus berputar yang cukup kuat..... setelah itu kita makan siang di kapal.... daaaannn mendadak menjelang sampai ke cottage, bensin kapal habis ha ha ha... jadiii kita mendapat petualangan kapal sempat terombang-ambing di kala supir dan anak buahnya menguras supaya dapat bensin yang cukup hingga kami ke daratan terdekat... untuk mengisi bensin...
Keesokan harinya perjalanan kami kembali ke Sorong, untuk berbelanja di Raja Ampat Icon kemudian makan siang di Kitong dan ke bandara untuk melakukan perjalanan kembali ke Jakarta...
Pengalaman yang sangat tidak terlupakan dan travel organizer yang kami gunakan yaitu Misooltrip sangat kompeten... air minum tidak pernah kurang maupun snack sooo kita benar-benar terjamin... dan semua crew nya sangat ramah-ramah yang beberapa dari mereka merupakan penduduk asli Papua.
Dan sebagai penggemar tanaman, saya sempat tertarik dengan beberapa tanaman tapi saya diinformasikan bahwa tidak dapat membawa tanaman keluar dari situ.. Walaupun kecewa tetapi saya senang bahwa keaslian tetap di jaga di tempat ini.